Menjaga Kewarasan di Kaki Gunung Manglayang!
Semenjak corona melanda, banyak aktivitas dan agenda luar ruangan yang harus tertunda. Semua diminta untuk berdiam diri, semua aktivitas akhirnya harus dibatasi.
Padahal, setiap tiga bulan sekali biasanya saya selalu menjadwalkan agenda perjalanan keluar kota, tujuannya untuk sekedar mengembalikan kewarasan diri dari hiruk-pikuk kegiatan sehari-hari. Namun, agenda di awal Maret yang sudah saya rencanakan terpaksa harus ditanggalkan.
Dua bulan berdiam diri di rumah disusul dengan dua bulan berikutnya dengan hanya berpemandangan kantor dan rumah membuat saya merasakan penat yang begitu sangat.
Akhirnya demi menjaga kesehatan mental, saya memutuskan untuk berlibur sebentar ke kaki gunung Manglayang!
Berkendara sepeda motor, saya mengajak kawan saya menuju Timur Kabupaten Bandung. Perjalanan hanya memakan waktu kurang dari 30 menit dari rumah saya yang berada di berbatasan antara Bandung kota dan kabupaten.
Perjalanan kami mulai dengan menyusuri jalan Soekarno Hatta (By Pass) menuju bunderan Cibiru dan masuk melalui gerbang Jalan Ciguruwik. Setelah masuk jalan Ciguruwik kami hanya mengikuti jalur jalan utama untuk menuju Batu Kuda. Jalanan menuju kesana sedikit menanjak dengan kiri dan kanan jalan yang dipenuhi oleh perumahan warga, ketika posisi kami sedikit lebih keatas terlihat pemandangan Bandung kota dan kabupaten yang menemani kami menuju kesana. Semakin keatas semakin terasa sejuk udara khas pegunungan, pertanda sebentar lagi sampai dan akhirnya kami tiba di tujuan.
Selamat datang di Kaki Gunung Manglayang, Batu Kuda!
Tiket masuk ke kawasan Batu Kuda ini sebesar Rp 7.500/orang, jika kita hendak camping disana dikenakan biaya Rp 10.000/orang.
Batu Kuda menjadi salah satu starting point untuk mendaki Gunung Manglayang. Selain Batu Kuda, kita juga bisa mendaki Gunung Manglayang via jalur Barubereum.
Sebelum kami memasuki kawasan Batu Kuda, dilakukan dahulu pengecekan suhu tubuh, setelah itu kami diminta untuk mencuci tangan. Sesudah protokol kesehatan dilakukan kami bisa menikmati suasana indah kaki Gunung Manglayang.
Pohon Pinus yang tinggi menjulang berjajar rapi menghiasi daratan hijau. Batang-batang kayu disulap menjadi alas duduk untuk menikmati indahnya pemandangan.
Hilangnya sinyal seluler disini mengajak kami berinteraksi lebih intim dengan alam. Duduk dan berbaring diatas rerumputan seakan mengisi kembali jiwa kami yang bosan akan segala macam kepenatan.
Bagaimana bisa bosan, menikmati langit biru berhiaskan hijau daun dari pepohonan!
Kawasan ini sangat cocok untuk menyendiri atau berkumpul bersama. Bisa dijadikan tempat singgah sementara, ataupun bermalam sambil memasang tenda.
Semakin siang suasana sejuk disini membuat tubuh menjadi lebih dingin, alhasil kami mulai kelaparan. Akhirnya kami memilih santapan yang cocok dimakan di kawasan pegunungan!
Mie instan cup kemasan! Selain di kolam renang, makan mie instan di pegunungan membuat rasanya berkali lipat lebih nikmat. Kuah gurih hangat mengalir kedalam perut bersama mie yang kaya akan karbohidrat.
Liburan sederhana, tapi penuh makna!
Kami juga tidak lupa mengabadikan momen untuk kenangan bersama.
Yuk, menjaga kewarasan di Kaki Gunung Manglayang!
Salam #MitaMenulis @agri.travel.ture